Selasa, 01 November 2011





ndonesia atau Nusantara nama lainnya adalah negara yang memancarkan pesona alam, budaya, dan daya tarik masyarakat yang mengagumkan. Memiliki adat istiadat, tradisi, dan suku bangsa yang unik. Kekayaan flora dan faunanya mencapai ribuan jenis, dari lautan yang dalam hingga pegunungan es.

Sudahkah Anda mengenali keunikan yang dimiliki bangsa kita? Berikut ini hanya sebagian kecil dari keunikan yang sekaligus menjadi keunggulan kekayaan yang dimiliki Indonesia. Tidak lain dan tidak bukan pengetahuan ini diharapkan dapat menambah kecintaan kita kepada Tanah Air yang indah ini, terpenting juga kita wajib menjaga sekaligus melestarikannya.

* Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau. Terdiri dari 5 kepulauan besar dan 30 kelompok kepulauan kecil. Termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni. Di dalamnya ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan sebagai pulau terbesar ketiga di dunia dengan luas 539.460 km², Sumatera luasnya 473.606 km² dan Papua yang luasnya 421.981 km².

* Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia yaitu sekitar 60% penduduk Indonesia atau sekitar 130 juta jiwa tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

* Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93.000 km² dan panjang pantai sekitar 81.000 km² atau hampir 25% dari panjang pantai di dunia.

* Indonesia memiliki suku bangsa yang terbanyak di dunia. Yaitu terdapat lebih dari 740 suku bangsa atau etnis, bahkan di Papua saja terdapat 270 suku. Dengan jumlah suku sebanyak itu menjadikan Indonesia memiliki bahasa daerah terbanyak, yaitu 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Meski banyak memiliki bahasa daerah namun bahasa nasionalnya yaitu Bahasa Indonesia mampu menyatukannya tanpa menghilangkan tutur bahasa daerahnya.

* Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga ini menjadikan Indoensia memiliki jumlah masjid terbanyak serta negara penyumbang jamaah haji terbesar di dunia.

* Candi Borobudur di Jawa Tengah memiliki Monumen Budha terbesar di dunia yang tingginya mencapai 42 meter terdiri dari 10 tingkat. Memiliki panjang relief yang indah mencapai lebih dari 1 km.

* Indonesia adalah tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu Pithecanthropus erectus yang diperkirakan berasal dari masa 1,8 juta tahun yang lalu.

* Indonesia menempati peringkat 1 penghasil cengkeh dan pala. Nomor 2 di dunia penghasil karet alam dan minyak sawit mentah. Pengekspor terbesar kayu lapis terbesar, yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia atau sekitar 20% dari suplai seluruh dunia. Produsen timah terbesar kedua di dunia.

* Indonesia memiliki terumbu karang terkaya di dunia mencapai 18% dari total di dunia. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia untuk untuk mencegah pengikisan air laut. Asal dari kekayaan bunga anggrek terbesar didunia yang mencapai 6.000 jenis anggrek serta bunga Rafflesia Arnoldi sebagai bunga terbesar di dunia dengan diameternya mencapai 1 meter.

* Indonesia adalah habitat untuk binatang purba yang masih hidup yaitu Komodo, kadal terbesar di dunia dengan panjangnya mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg. Komodi hanya terdapat di Pulau Komodo dan sekitarnya di NTT. Di lautan Indonesia memiliki Indonesia species ikan hiu terbanyak di dunia yaitu 150 species. Indonesia memiliki primata terkecil di dunia yaitu Tarsier Gunung (Tarsius pumilus) di Sulawesi yang panjangnya hanya 10 cm.

* Di Sulawesi juga ditemukannya ular Python reticulates terpanjang di dunia, panjangnya 10 meter. Ikan terkecil di dunia ditemukan di rawa berlumpur Sumatera. Panjangnya hanya 7,9 mm dan maksimal besarnya kurang lebih sebesar nyamuk.

* Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II tahun 1945. Indonesia merupakan negara ke 70 tertua di dunia. Hingga kini Indonesia adalah satu-satunya negara yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) (7 Januari 1965) kemudian bergabung kembali 28 September 1966.

Bung Karno: Persetan Dengan PBB!





Suatu hal yang lumrah apabila kita melihat seseorang berkorban demi apa yang dicintainya, demikian juga Bung Karno. Demi Indonesia Bung Karno mengabaikan penyakit yang menggerogoti dirinya. Bung Karno selalu tampil prima dihadapan publik, walau pada hakekatnya dia dalam keadaan lemah. Hal tersebut dilakukan demi menjaga rasa percaya diri seluruh rakyat Indonesia.
Berulang-kali dokter pribadinya memberi nasihat kepada Bung Karno. Ini terkait dengan sakit ginjalnya, yakin makin para di akhir tahun 60-an. “Kalau Bapak bisa tenang sedikit, dan tidak berteriak-teriak, niscaya Bapak tidak akan mendapat ulcers.” Yang dimaksud dokter adalah peradangan pada lambung akibat sakit ginjalnya itu. Baru saja dokter berhenti memberikan nasihatnya, Bung Karno meradang dan berteriak, “Bagaimana aku bisa tenang kalau setiap lima menit menerima kabar buruk?”

Berteriak adalah “hobi” Sukarno. Ia berteriak untuk memberi semangat rakyatnya. Ia berteriak juga untuk mengganyang musuh-musuh negara. Jika konteksnya adalah membakar semangat rakyat, maka Bung Karno adalah seorang orator ulung. Bahkan paling unggul pada zamannya. Sebaliknya, jika ia berteriak karena terinjak dan teraniaya harga dirinya sebagai presiden dan kepala negara, maka Sukarno adalah presiden paling berani yang pernah hidup di atas bumi ini.
“Inggris kita linggis! Amerika kita setrika!”, atau “Go to hell with your aid” yang ditujukan kepada Amerika.

“Malaysia kita ganyang. Hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu”, yang ini saat Indonesia berkonfrontasi dengan di negara boneka bernama Malaysia.
Bukan hanya itu. Organisasi dunia yang bernama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pun pernah dilawan. Tanggal 20 Januari 1965, Bung Karno menarik Indonesia dari keanggotaan PBB. Ini karena ketidak-becusan PBB dalam menangani persoalan anggota-anggotanya, termasuk dalam kaitan konflik Indonesia – Malaysia. Ada enam alasan yang tak bisa dibantah siapa pun, termasuk Sekjen PBB sendiri, yang menjadi dasar Indonesia menarik diri dari keanggotaan PBB.
Pertama, soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik, dalam suasana perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet lengkap dengan perang urat syaraf yang terjadi, maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di salah satu negara pelaku perang dingin tersebut. Bung Karno mengusulkan agar PBB bermarkas di Jenewa, atau di Asia, Afrika, atau daerah netral lain di luar blok Amerika dan Sovyet.

Kedua, PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar negara. Indonesia mengalami dua kali, yakni saat pembebasan Irian Barat, dan Malaysia. Dalam kedua perkara itu, PBB tidak membawa penyelesaian, kecuali hanya menjadi medan perdebatan. Selain itu, pasca perang dunia II, banyak negara baru, yang baru saja terbebas dari penderitaan penjajahan, tetapi faktanya dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam preambule-nya, tidak pernah menyebut perkataan kolonialisme. Singkatnya, PBB tidak menempatkan negara-negara yang baru merdeka secara proporsional.

Ketiga, Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika. Mereka tidak diakomodir karena hak veto hanya milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan. Kondisi yang tidak aktual lagi, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha bergerak mengubahnya.

Keempat, soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan Amerika. Tidak heran jika hasil kebijakannya banyak mengakomodasi kepentingan Barat, setidaknya menggunakan sistem Barat. Bung Karno tidak dapat menunjung tinggi sistem itu dengan dasar, “Imperialisme dan kolonialisme adalah anak kandung dari sistem Negara Barat. Seperti halnya mayoritas anggota PBB, aku benci imperialisme dan aku jijik pada kolonialisme.”

Kelima, Bung Karno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan Cina, sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh Indonesia. Di mata Bung Karno, “Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang agung dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan, peninggalan kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan daya-ekonomi, dengan mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan kekuatan dan kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak keanggotaan bangsa yang terbesar di dunia.”

Keenam, tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang gagal yang diselenggarakan PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.
Bagi sebagian kepala negara, sikap keluar dari PBB dianggap sikap nekad. Bung Karno tidak hanya kelua dari PBB. Lebih dari itu, ia membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces/ Conefo) sebagai alternatif persatuan bangsa-bangsa selain PBB. Konferensi ini sedianya digelar akhir tahun 1966. Langkah tegas dan berani Sukarno langsung mendapat dukungan banyak negara, khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Bahkan sebagian Eropa juga mendukung.
Sebagai tandingan Olimpiade, Bung Karno bahkan menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10 – 22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.:iloveindonesia
Bung Karno dengan Conefo dan Ganefo, sudah menunjukkan kepada dunia, bahwa organisasi bangsa-bangsa tidak mesti harus satu, dan hanya PBB. Bung Karno sudah mengeluarkan terobosan itu. Sayang, konspirasi internasional (Barat) yang didukung segelintir pengkhianat dalam negeri (seperti Angkatan ’66, sejumlah perwira TNI-AD, serta segelintir cendekiawan pro Barat, dan beberapa orang keblinger), berhasil merekayasa tumbangnya Bung Karno.

Senin, 31 Oktober 2011

Monggo Dibaca...semoga Tumbuh rasa Nasionalis Kita Utk Indonesia.






Sejak zaman prasejarah kepulauan Indonesia telah dihuni oleh manusia purba atau pithecanthropus erectus (upright apeman) manusia tertua yang dikenal disini, hidup lebih dari satu juta tahun yang lalu. Spesies prasejarah lain yang paling baru termasuk Homo floresiensis masih diperdebatkan, atau hobbit Flores, orang kerdil, yang juga telah menjadikan kepulauan ini rumah mereka.
Berdasarkan catatan sejarah Cina menyebutkan bahwa perdagangan antara India dan pulau-pulau ini sudah didiami sejak abad pertama Masehi. Kerajaan maritim yang berkuasa, Sriwijaya yang berada di sekitar Pelembang di Selatan Sumatra, merupakan pusat belajar agama Budha dan dikenal akan kekayaanya. Kerajaan ini memegang kekuasaan atas laut Sumatra dan Selat Malaka dari abad ke 7 sampai 13. Pada abad ke 8-9, Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram di Jawa Tengah membangun candi Budha Borobudur yang megah, kemudian diikuti oleh pembangunan candi Hindu Prambanan yang elegan dibangun oleh Raja Rakai Pikatan yang kejam dari keturunan Sanjaya.

Dari tahun 1294 sampai abad ke-15 Kerajaan Majapahit yang berkuasa di Jawa Timur menguasai sebagian besar pulau. Sementara itu, kesultanan kecil dan besar yang berkuasa berkembang pesat di kepulauan ini, dari Sumatra ke Jawa dan Bali, ke Kalimantan , Sulawesi, Ternate dan Maluku. Pada abad ke-13, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan India dan saat ini Islam menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia.

Menurut sejarah, para pedagang membawa agama terbesar dunia seperti Budha, Hindu dan Islam ke kepulauan ini, yang mempengaruhi budaya dan cara hidup bangsa ini. Namun Indonesia belum dapat ditaklukkan oleh India juga Cina, sampai bangsa Eropa datang dan menjajah pulau-pulau ini.
Marco Polo merupakan orang Eropa pertama yang menginjakan kaki di Sumatra. Kemudian, dalam pencarian pulau-pulau penghasil rempah-rempah, bangsa Portugis dan Spanyol datang ke pulau-pulau berlayar disekitar Good Hope di selatan Afrika. Pada tahun 1596 kapal Belanda pertama berlabuh di tepi laut Jawa Barat dari pelayaran yang panjang. Lebih dari 3 abad kemudian, Belanda secara bertahap menjajah kepulauan ini sampai dikenal sebagai Hindia Belanda.

Namun, pemberontakan melawan penjajah segera terjadi di seluruh negeri. Pemuda Indonesia, dalam Sumpah Pemuda tahun 1928 bersumpah membangun "Satu Negara, Satu Bangsa dan Satu Bahasa: Indonesia", tanpa memandang ras, agama, bahasa atau latar belakang etnis di wilayah yang kemudian dikenal sebagai Hindia Belanda.

Akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua, rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaan mereka melalui pemimpin mereka Soekarno dan Hatta. Kebebasan, tidak mudah diberikan. Setelah pertempuran berdarah selama bertahun-tahun berjuang pemerintah Belanda akhirnya menyerah, secara resmi mengakui Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949.
akarta, terletak di pantai utara Jawa bagian Barat yang merupakan ibu kota Republik Indonesia. Pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Sebuah kota besar, metropolitan modern dengan penduduk 9 juta orang, Jakarta adalah tempat percampuran budaya dari semua kelompok etnis yang berbeda di nusantara.

Saat ini, setelah enam dasawarsa kemerdekaan, Indonesia telah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Meskipun saat ini tengah menghadapi krisis keuangan global, Indonesia telah berhasil menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif, dan masyarakat internasional menghormati karena kemoderatannya, toleransi dan sikap beragama dalam konflik global saat ini. Indonesi dikenal masyarakat dunia telah berhasil mengatasi konflik perbedaan agama dan ras. Maka dari itu, banyak negara yang sedang mengalami konflik antar agama, budaya, dan ras meminta bantuan pada Indonesia.